
Penulis :
Saumiman SaudPhilipi 2:5
Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.
Integritas orang percaya, realita atau ilusi?Pertanyaan ini muncul karena di lapangan sulit sekali kita bertemu dengan orang percaya yang benar-benar dikategorikan berintegritas. Sering yang kita temukan adalah, orang percaya yang integritasnya polesan atau tempelan. Mengapa kita katakan demikian? Sebab kenyataannya kebanyakan orang percaya itu 'kelihatan' nya sebagai orang percaya hanya pada hari Minggu dan di gereja saja, sedangkan kalau berada di lokasi lain, sangat sulit dibedakan antara orang percaya maupun yang bukan?
Setiap pagi, begitu kita buka mata dan melangkah masuk ke kantor atau duduk di bangku kuliah, kita sudah menemukan berbagai macam orang percaya dengan sifat yang kadang sulit dibedakan dengan mereka yang di luar sana. Ciri-ciri khasnya menjadi pudar begitu saja, keputusan-keputusan yang diambil juga tidak ada bedanya, bahkan kadang menyerempet sehingga bertentangan dengan apa yang di ajarkan oleh Alkitab. Ketika mendapat teguran, mereka malah membela diri, masalah bisnis jangan disamakan dengan hal-hal rohani.
Ternyata kita sering keliru, sebab orang-orang di luar justru tidak memisahkan kita dari status, justru ia tahu kita ini orang percaya, dan karena kita ini orang percaya maka ia percaya pada kita, sehingga bersedia kerja sama usaha. Tatkala kita membuka kerja sama usaha dengan orang lain, maka mereka berkata, ini dia orang gereja, jangan takut mereka pasti orang baik-baik. Lalu permisi tanya, apakah benar tidak boleh takut atau curiga terhadap orang percaya? Celakanya orang-orang percaya kadang tidak dapat dipercaya!!
Secara definisi kata integritas berasal dari bahasa Inggris yakni
integrity, yang berasal dari akar kata integer yang mana artinya menyeluruh, lengkap atau segalanya. Ini adalah bentuk ketaatan secara keagamaan terhadap kode moral, nilai dan kelakuan. Kalau kita peragakan , maka integritas ini melebihi karakter seseorang, aksi yang dapat dipercaya (trustworthy action) dan komitmen yang bertanggung jawab (responsible commitment). Kalau boleh ditentukan, maka integritas itu adalah standard terhadap anti suap (incrorruptibility) menolak melakukan kesalahan terhadap kebenaran, bertanggung-jawab atau janji (pledge)
Sebagai contoh coba kita lihat
Ulangan 32:4 Gunung Batu, yang pekerjaan-Nya sempurna, karena segala jalan-Nya adil, Allah yang setia, dengan tiada kecurangan, adil dan benar Dia.
Dan lihat juga,
Ayub 1:1 Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Titus 1:8melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri,
Titus 2:12Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.
Kehidupan model begini harus dimiliki oleh orang-orang yang mengaku percaya, dalam hal ini percaya bahwa Yesus itu juruselamatnya.
Integritas Kristen merupakan paket hidup yang standard bagi orang Kristen normal. Integritas Kristen juga merupakan image atau gambaran kehidupan orang percaya yang hidupnya memiliki Yesus Kristus. Hal itu akan tercermin di dalam kelakuan sehari-harinya, baik di tempat umum maupun di tempat terpencil sekalipun.
INTEGRITY IS DISCIPLINED BEHAVIOR(Integritas Mendisiplinkan Kelakuan)Kita ini secara tidak langsung setiap hari selalu mengambil keputusan, saya kurang tahu untuk hari ini saja sudah ada berapa keputusan penting yang sudah anda ambil. Bangun dari tempat tidur saja itu merupakan suatu keputusan, ia akan menjadi orang Kristen yang berintegritas tinggi kalau setiap hari memiliki kebiasaan bangun pagi, namun integritasnya akan dipertanyakan apabila setiap hari bangunya kesiangan.
Sebagai seorang mahasiswa, tatkala semua teman-teman di kampus berlaku curang sewaktu ujian, lalu bagaimana dengan anda? Apakah tetap disiplin untuk taat pada peraturan sekolah? Apakah anda merasa tersendiri dan ditinggalkan kalau harus mengambil keputusan yang beda dari orang-orang? Jos 24:14
Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.
Jos 24:15Tetapi jika kamu siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
Yosua 24:15Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau Allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!"
Rut 1:16Tetapi kata Rut: "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku;
Menjadi siapa kita ini tergantung apa yang menjadi keputusan di dalam kita, tatkala kita memilih untuk berbuat yang tidak baik , maka sorotan dari masyarakat sudah langsung menilai kita. Seorang pria yang memutuskan untuk mengisap rokok, bahkan kadang juga ganja, maka sekitar masyarakat sudah menilainya .
INTEGRITY IS DETERMINED BEHAVIOR(Integritas Menentukan Kelakuan)Kondisi kehidupan manusia itu berbeda-beda, demikian juga masalah yang dihadapinya, namun ada kunci kode Integritas Kristen yang tidak boleh beda. Pada waktu menghadapi persoalan dan kelakuan yang kita ekspresikan ke orang-orang itu sangat kelihatan sekali. Nah orang percaya, mestinya memiliki ekspresi yang sudah dipatron dalam Alkitab.
Dalam kitab Daniel 3:1 Raja Nebukadnezar membuat sebuah patung emas yang tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta yang didirikannya di dataran Dura di wilayah Babel. Semua rakyat diminta untuk menyembah patung yang dibuatnya. Namun Sadrak, Mesakh dan Abednego teman-temannya Daniel ini tidak bersedia menyembah pada patung itu. Lalu raja menjdai marah, kemudian ia bertnaya , lihat
Daniel 3:14berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: "Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?
Lanjutkan lihat
Daniel 3:15Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?" Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."
Titus 1 :12Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.
Pernah terjadi di Tiongkok, ada sebuah penjara yang narapidananya pada lari keluar, padahal tembok penjaranya tinggi, dikunci dengan gembok raksasa, penjaganya juga banyak. Mengapa demikian? Ternyta setelah diselidiki, yang bermasalah adalah integritas penjaga pintu penjara itu, ia dapat dibeli dengan uang, sehingga pintu yang digembok dengan gembok raksasa itu dapat dibuka begitu saja. Integritas seseorang, menentukan kelakuannya, kalau integritasnya tinggi, pastilah ia tidak bakal tergoda dengan uang itu.
INTEGRITY DEMONSTRATED BEHAVIOR(Integritas Mendemonstrasikan Kelakuan)Integritas adalah lifestyle (gaya hidup) karakter yang tinggal di dalam diri seseorang yang mengaku dan taat pada Tuhan.
1 Yohanes 2 :5-6Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.
Pada tahun 1943, tentara pendudukan Jepang mengirim ratusan musuh nasional" Amerika dan Eropa ke tempat penampungan di Propinsi Shantung di Cina. Selama berbulan-bulan mereka harus menahan kebosanan, frustrasi, kepadatan yang berlebihan, dan ketakutan. Pertentangan kepribadian timbul, kemarahan meledak. Beraneka macam pertengkaran picik.
Tetapi menurut catatan seorang tawanan, ada seorang pria yang "tanpa diragukan lagi adalah seorang yang sangat didambakan, dihormati dan dicintai", Eric Liddell, seorang misionaris dari Skotlandia.
Seorang pelacur dari Rusia belakangan mengenang bahwa Liddell adalah satu-satunya pria yang mau melakukan sesuatu untuknya tanpa menginginkan bayaran setimpal. Saat ia pertama kali tiba di tahanan, sendiri dan dihina, Liddell membuatkan rak baginya.
Tawanan yang lain mengatakan bahwa,"Ia memiliki ketenangan, cara yang penuh humor untuk menghadapi kemarahan yang menggebu-gebu." Pada salah satu pertemuan yang penuh amarah dari para tahanan, semua orang menginginkan agar seseorang mau melakukan sesuatu kepada anak-anak remaja yang bermasalah. Liddell memecahkan masalah tersebut. Dia mengadakan bermacam olahraga, bermacam ketrampilan dan kelas-kelas untuk anak-anak, dan mulai menghabiskan waktu malamnya bersama mereka.
Liddell mendapatkan kemasyuran dan pujian pada Olimpiade tahun 1924, mendapat medali emas pada lomba lari 400 meter. Tetapi pada saat yang tegang lainnya ia juga menunjukkan dirinya sebagai seorang pemenang dalam perlombaan Kristiani, yang dikagumi oleh hampir semua tahanan duniawi.
Apa yang membuat Liddell begitu istimewa? Pernah terjadi, ada perlombaan lari 100 m,yang menurut perkiraan Liddell bakal menang , namun ia tidak mau ikut bertanding karena perlombaannya di hari Minggu. Mengapa? Karena Liddell mau ke gereja hari Minggu. Penggemarnya kecewa berat, ada yang marah juga padanya. Anda dapat menemukan rahasianya,. Mengapa Liddell begitu terpuji akhirnya? Ia mendemontrasikan kelakuannya, inilah Integritas dia.
Saya sering menemukan banyak angggota gereja yang tidak hadir ke gereja pada hari Minggu, ketika ditanya ia menjawab dengan gampang saja, tidak bisa bangun, soalnya pagi sekali. Saya juga bingung, jam 10.00 pagi kebaktian masih terlalu pagi? Lalu yang lain berkata ada tamu datang ke rumah. Bukankah justru kalau ada tamu datang, inilah kesemptan membawa tamunya ke gereja, sekaligus memperkenalkan gereja anda? Yang lain lagi berkata ada pertandingan olah-raga? Wah ini mirip Liddell, Kalau Liddell yang merupakan pertandingan besar saja, ia tidak bersedia tanding karena hari Minggu, lalau mengapa anda tidak dapat menolaknya? Apa yang kita kerjakan, tatkala kita mendemonstrasikan kelakuan, maka terlihat seberapa integritas kita?
Lalu yang menarik dari Lidell yang lain adalah, setiap jam 6 pagi hari. Itulah saat dia berjalan berjingkat-jingkat melewati teman-temannya yang sedang tidur, duduk di meja, dan menyalakan sebuah lampu kecil untuk menerangi buku catatan dan Alkitabnya. Eric Liddell mencari anugerah dan kekuatan setiap hari dari kekayaan firman Tuhan Allah. Chariots of Fire merupakan film yang sangat terkenal untuk menceritakan riwayatnya.
Setiap kita membutuhkan Kehidupan yang berintegritas. Contoh konkretnya kehidupan Tuhan Yesus sampai ajalnya tetap menjadi standard yang benar dan lengkap bagi orang percaya? Integritas kehidupan kemanusiaan Tuhan Yesus sungguh bertahan sampai akhir hidupNya di dunia.
MELAYANI TUHAN DENGAN CARA-CARA SEDERHANAKita Juga Bisa Menjadi Pelayan Tuhan
"Lalu Ia berkata kepada mereka, 'Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu
tidak percaya?" (Markus 4:40)
Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak
ditentang atau dibantah lawan-lawanmu. (Lukas 21 : 15)
PENCERAHAN AWALBanyak orang Kristen yang memiliki pendapat atau pola pemikiran, apabila mereka ingin
bekerja menjadi pelayan Tuhan, mereka baru bisa memulainya dengan terlebih dahulu
menjadi seorang Pendeta.
Sungguh, pola pemikiran seperti ini merupakan sebuah pola pemikiran yang terlalu sempit
dan keliru sekali...
Apabila kita diminta untuk melakukan tugas pelayanan dengan melayani di ladang Tuhan, terkadang otak kita cepat sekali membuat serta menyampaikan sejumlah alasan yang dianggap cukup realistis dan dapat diterima orang lain, agar beban
tugas pelayanan tersebut tidak dilimpahkan kepada kita.
Bahkan ada sejumlah orang yang secara terang-terangan membuat pernyataan bahwa tugas
melayani sebagai pelayan di ladang Tuhan, bukanlah bagian dari tugas yang harus
dilakukannya selama Tuhan masih memberikan nafas kehidupan kepada mereka.
Sekali lagi, bila itu yang ada dalam benak kita, maka itu merupakan pola
pandang serta pola berpikir yang terlalu sempit dan keliru sekali...
Memang harus diakui, melakukan tugas pelayanan di ladang Tuhan tidaklah mudah. Hal
terberat dan sering kali dianggap menjadi batu ganjalan bagi seseorang untuk melaksanakan
niat tulus menyampaikan kabar baik yang datangnya dari Tuhan Yesus Kristus, yaitu :
1. kurangnya kemampuan untuk mengingat bagian-bagian dari Firman Tuhan, serta
2. kurangnya rasa percaya diri.
Sebuah kata bijak berkata : "Sebelum mencoba, janganlah bicara...", merupakan
jawaban yang cukup tepat untuk mengeliminir kedua point keberatan
diatas diatas.
Padahal, kalau kita mau berpikiran kreatif dan inovatif, untuk menjadi pelayan Firman Tuhan, kita bisa memulainya
terlebih dahulu dengan cara-cara yang sederhana, yaitu dengan
melakukan berbagai bentuk kegiatan atau aktivitas yang lazim kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Kita pun dapat melakukannya dengan cara mengucapkan kata-kata baik, sopan, ramah, dan juga jujur, kepada orang lain.
Dengan kata lain bisa dikatakan, kita bisa memulai langkah kita untuk menjalankan tugas
sebagai
pelayan Firman Tuhan, dengan cara : Bersikap yang benar, melakukan
segala sesuatu dengan tulus, dan berkata-kata dengan penuh kejujuran
serta penuh kasih.
Kita harus bisa menjaga agar pikiran kita tidak bercemar. Lalu kita harus bisa menjaga
agar perkataan yang keluar dari mulut kita, isinya tidak selalu berisikan ucapan-ucapan
yang mengagung-agungkan segenap kemampuan serta potensi diri yang ada pada diri kita,
di depan atau kepada orang lain.
Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.
(II Timotius 2 : 16)
Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur
dan
bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam
pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal
buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita. (Titus 2 : 7)
Kesimpulan kecilnya : kita tampilkan dahulu secara nyata siapa dan bagaimana
sesungguhnya pribadi anak-anak Tuhan yang sebenar-benarnya serta
sebaik-baiknya.
Itu sama saja kita melakukan atau menyatakan KASIH kepada orang lain karena KASIH akan nampak nyata terlihat di dalam perbuatan. That is true...
"Sesungguhnya, perbuatan dapat berbicara lebih keras apabila dibandingkan dengan kata-kata semata..."
Apabila kita mampu melaksanakan pola hidup demikian, maka kita tidak perlu lagi memiliki cara pandang bahwa untuk melakukan tugas pelayanan akan Firman Tuhan, kita
harus mengikuti berbagai bentuk pendidikan formal tentang Firman Tuhan.
Mengikuti pendidikan formal akan Firman Tuhan, untuk kepentingan dan maksud tertentu,
memang perlu dan harus untuk dilakukan. Alasannya, agar kita memiliki arah yang benar dan
tepat dalam menyampaikan Firman Tuhan. Tapi itu bukan berarti kita harus melakukannya.
Kita
dapat menggantikan fungsi pendidikan formal tersebut dengan banyak
membaca buku-buku rohani, banyak mendengarkan khotbah pendeta dan
mencatat point-point penting yang disampaikannya, serta banyak
melakukan sharing tentang Firman Tuhan.
Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.
(I Timotius 6 : 6)
MELAYANI DENGAN CARA SEDERHANASesungguhnya, kita bisa bersaksi tentang Kristus kepada anggota keluarga kita, orang-orang
di sekeliling kita, atau orang kepada lain yang tidak kita kenal, bukan dengan berbicara
secara terbuka tentang kebaikan Tuhan (melalui khotbah atau bentuk ceramah), namun bisa
pula dengan cara menampilkan citra seorang anak Tuhan yang hidup baik dan benar.
Perbuatan seperti itu sudah menjadi bagian dari pelayanan kepada Tuhan. Karena untuk
menyampaikan
sebuah kesaksian tentang kebaikkan dan Kasih Tuhan kepada kita, we can
do it that with natural touch... (menyampaikan dengan apa adanya).
Berdasarkan realita kehidupan iman yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, pada
satu waktu tertentu, memang perlu menyediakan sebagian waktu kita khusus untuk
"menginjili" orang lain, karena menyampaikan sukacita dari Allah itu merupakan sebuah
keharusan atau ketentuan yang mutlak kita lakukan selama kita masih memiliki nafas
kehidupan.
Kita dapat melakukannya dalam bentuk menyediakan sebagian waktu kita untuk selalu
berhubungan dan menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita. Kita harus
menjaga pola komunikasi kita dengan orang-orang di sekitar kita.
Adapun
tujuannya, agar kita dapat berbagi secara langsung di dalam KASIH dan
sukacita yang kita terima dari Tuhan, dengan yang sewajarnya,
sebenarnya, serta seharusnya.
We can share our thoughts, share our happines, share our sorrows... because
it's so natural...
Dalam menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang di lingkungan di sekitar kita
tersebut, kita dapat sharing dengan mereka. Kita dengarkan curahan hati mereka. Kita
buat diri kita menjadi pihak yang bisa mendengarkan segala keluh kesah orang lain dan
mencoba memberikan solusi melalui berkat-berkat yang telah kita terima dari Tuhan.
Kita
bisa mendengarkan mereka, karena memang, dengan menjadi seorang
pendengar yang baik, sedikitnya kita bisa membantu mereka untuk
memberikan kelegaan atas segala penat yang mereka rasakan.
Ingatlah pada sebuah pepatah yang mengatakan :
"People don't care how much you khow until they know how much you care..."
Terkadang, kita terlalu bersemangat untuk berkelut dengan diri kita sendiri sampai kita
lupa memperhatikan bagaimana dengan kehidupan, keadaan, atau perkataan orang lain.
Keadaan seperti ini membuat kita pada kondisi-kondisi tertentu, hanya mau mendengarkan
orang-orang tertentu saja : orang-orang yang kita sayangi, kita kenal, atau mereka yang
benar-benar perduli dan tulus dengan kita.
Sometimes, everybody do that… Tapi itu bukanlah pola dan cara yang benar. Tuhan tidak
pernah mengajarkan kita bersikap seperti itu. Itu bukanlah ungkapan KASIH, karena KASIH
itu
tidak pernah mengajarkan kita untuk memperhitungkan sesuatu atau
menganggap sesuatu yang baik hanya dari orang-orang tertentu saja.
Kebenaran akan Firman Tuhan itu bisa kita dapatkan, kita dengar, dan juga dapat kita
sampaikan dari siapa saja serta kepada siapa saja, dengan maksud serta tujuan untuk
memuliakan nama Tuhan dan menyatakan Firman Tuhan dalam KASIH.
Dengan
kata lain bisa dikatakan, bahwa kita sebaiknya tidak menciptakan
sebuah komunikasi yang sifatnya searah semata, dimana kita hanya mau
didengarkan namun tidak mau mendengarkan.
If He is in our life, if He is in us, then we can love them like He loves us...
TALENTA Setiap orang memiliki talenta. Talenta yang dimiliki seseorang belum tentu sama dengan
talenta yang dimiliki orang lain. Karena talenta merupakan suatu kemampuan "special" yang
Tuhan berikan kepada kita agar dapat kita pergunakan untuk memuji, memuliakan, dan
menyampaikan kabar baik yang nyata serta ada di dalam Yesus Kristus.
Pada dasarnya, ada sejumlah bentuk talenta yang dapat digunakan untuk bekerja menjadi
pelayan di ladang Tuhan. Beberapa diantaranya : sebagai seorang pendoa, sebagai seorang
singer (penyampai puji-pujian kepada Tuhan), sebagai penulis, dll.
Banyak hal yang bisa kita lakukan dengan berbagai macam talenta yang ada pada kita. Dan
Sangat besar kemungkinan, berbagai talenta itu, bisa juga kita pakai melayani dalam
pelayanan untuk menyampaikan kabar baik yang nyata dan ada di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Seseorang yang diberikan Tuhan talenta sebagai pendoa, dapat memanfaatkan talentanya itu
untuk
mendoakan orang sakit, untuk menjadi pendoa syafaat, untuk menjadi
pendoa pada saat akan dilakukan ibadah sektor atau bahkan ibadah di
Gereja, dll.
Seorang singer dapat memanfaatkannya sebagai pemimpin puji-pujian atau anggota singer di
Gereja, sebagai anggota paduan suara, sebagai penyampai puji-pujian secara solo, dll.
Seorang
yang mendapatkan talenta sebagai seorang penulis dapat memanfaatkan
talentanya itu untuk membuat berbagai bentuk karya tulis (baik itu
berbentuk buletin, artikel, puisi,
atau bahkan sebagai seorang penulis buku).
Talenta
itu adalah berkat dan karunia dari Tuhan. That is a gift, that is a
bless from Him to us. Sekarang, tergantung pada bagaimana kita
menggunakan talenta yang kita miliki untuk menyampaikan kabar baik dan
memuji serta memuliakan nama Tuhan.
THE LASTUntuk
bekerja sebagai pelayan Firman Tuhan, memang tidak mengharuskan setiap
orang yang ingin aktif melakukan tugas pelayanan, memiliki latar
belakang pendidikan teologia. Kita bisa melakukannya secara natural dan
memulainya dengan cara-cara yang sederhana.
Adapun cara yang paling mudah dan sederhana yang dapat kita lakukan adalah dengan
menunjukkan
sifat serta sikap yang mencerminkan kepribadian sebagai anak-anak
Allah, yang dapat diwujudkan dengan suka melakukan perbuatan KASIH.
Salah satu contohnya, yaitu dengan membuka diri kita untuk mau dan bisa menjadi teman
sharing atau curhat, dimana kita bisa menjadi seorang pendengar yang baik dan setia bagi
orang-orang yang sedang berbeban berat.
Ketika hal-hal sederhana sudah bisa kita lakukan, kita dapat mengembangkan bentuk
pelayanan kita dengan memanfaatkan talenta yang kita miliki.
Talenta membuat bentuk pola pelayanan Firman Tuhan yang ingin kita lakukan menjadi
lebih spesifik dan cenderung lebih mengena (apabila dikaitkan dengan besaran jumlah
orang yang mendapatkan atau merasakan pelayanan yang kita lakukan).
Memperhatikan
itu semua, maka bisa dikatakan bahwa tugas melayani dalam pelayanan
akan Firman Tuhan merupakan sebuah tugas yang bisa dilakukan siapa saja
karena hal tersebut (melayani dalam pelayanan di ladang Tuhan) dapat
dilakukan dengan cara-cara yang sederhana, dimana kita hampir selalu
melakukannya dalam perjalanan kehidupan masing-masing kita.